RESUME BAB 4
SISTEM
PENYAMPAIAN JASA
Disusun oleh :
Yusuf Kurnia
Saputra
20130410520
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
PENDAHULUAN
Dalam
pemasaran product, place, price dan promotion merupakan komponen yang
penting namun dalam pemasaran jasa tidak
kalah pentingnnya yaitu people, prosces
dan phycal advidance. Ketiga elemen
ini sering kali menggambarkan jasa yang ditawarkan dan berperan sangat penting
dalam rangka melekukan tangible dan intangible.
Bagi
kebanyakan has, Sumber daya manusia ( SDM ) merupakan elemen vital bauran
pemasaran. Dalam indusrti jasa, terutama jasa yang tingkat kontak pelanggannya
lebih tinggi, semua staf atau karyaw adalah part-time marketer, karena tindakan dan
perilaku mereka berpengaruh langsung terhadap keluaran yang diterima pelanggan.
Manajemen SDM berdampak signifikan terhadap penawaran jasa perusahaan dalam
empat aspek pokok. Pertama,
kebanyakan proses produksi jasa menurut staf organisasi jasa untuk memberikan
masukan signifikan pada proses produksi jasa, baik pada proses front line maupun back line
Kedua, banyak proses jasa yang menuntut
keterlibatan aktif para konsumen jasa. Konsekuensinya konsumen menjadi co-producer jasa
Ketiga, orang lain yang pada saat
bersamaan mengkonsumsi sebuah jasa yang diproduksi secara masal dapat
mempengaruhi manfaat yang diterima individu tertentu dari jasa bersangkutan
Keempat, setiap perusahaan bias
menciptakan keunggulan bersaing melalui penciptaan dan penyampaian personnel differenatoin, sebagaimana
halnya reputasi positif Garuda Airlines yang terkenal dengan pramugari dan
cabin crew ramah, cantik/tampan, sopan,bersahabat dan kompeten.
Sementara itu, proses
meliputi prosedur actual, tugas dan tahap-tahap aktivitas yang dilakukan dalam
rangka menghasilkan dan menyampaikan jasa/layanan. Disatu sisi, bertambahnya
kompleksitas dapat menaikan penghasilan yang didapatkan dari setiap pelanggan,
karena mereka mengunakan bernagai macam jasa yang ditawarkan. Pada jasa dengan tingkat
divergensi tinggi, hampir setiap pelaksanaan prosesnya bersifat unik. Dengan
kata lain, pekerja jasa dalam tipe semacam ini diberikan keleluasaan cukup
besar, karena jasanya di coztumized sesuai
dengan preferensi masing-masing pelanggan. Tingkat costimization dan
fleksibilitas yang lebih besar biasanya dibarengi dengan harga yang lebih
mahal. Ini dikarenakan jasa yang divergen lebih sukar dikelola dan
dikendalikan, sebagai akibat kebutuhan sediaan yang sifatnya variable dan sulit
diprediksi. Oleh karena itu salah satu unsurr penting dalam pemasaran adalah
mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik untuk
penyampaian jasa yang dijanjikan.
DESAIN SISTEM PENYAMPAIAN JASA
Proses
perancangan system penyampaian jasa merupakan proses kreatif yang diawali
dengan menetapkan tujuan jasa. Tujuan ini akan menjadi panduan utama dalam
mengindentifikasi dan menganalisis semua alternative yang bias digunakan untuk
mewujudkannya. Setelah itu, lalu dilakukan penyeleksian dan pemilihan
alternative yang dinilai paling sesuai.
UNSUR
– UNSUR DESAIN JASA
Keputusan
desain jasa perlu mempertimbangkan sejumlah factor utama, di antaranya :
1.
Kontak
pelanggan
2.
Bauran
jasa ( Service Mix )
3.
Lokasi
konsumsi jasa
4.
Desain
fasilitas dan aksesoris jasa
5.
Teknologi
6.
Karyawan
7.
Stuktur
organisasi
8.
Informasi
9.
Manajemen
permintaan dan penawaran
10. Prosedur
11. Pengendalian
Tipe
Oprasi jasa
secara garis besar, terdapat empat tipe oprasi yang
sering di jumpai dalam system penyampaian jasa, yaitu :
1.
Proyek
Dalam tipe ini, ada sejumlah
aktivitas yang saling terkait dan dirumuskan dengan jelas, serta diselesaikan
dalam tahap-tahap tertentu.
2. Batch ( Job Shop )
Dalam oprasi job shop, jasa
disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
3.
Lini
( Flow Job )
Tipe ini berhubungan dengan
penyampaian jasa yang telah dibakukan, sehingga rangkaian yang dilakukan oleh
individu tertentu dan ditujukan kepada individu lainnya.
4.
Proses
berkesinambungan ( on-Going process )
Kepolisian, pasukan pemadam
kebakaran dan UGD merupakan contoh jasa yang tergolong dala jasa yang
berkesinambungan.
ANCANGAN
DESAIN SISTEM JASA
Ada
lima ancangan yang dapat diterapkan untuk merancang sebuah system jasa. Pada
setiap ancangan tidak harus memiliki mutually
exclusive jadi perusahaan bisa saja menggunakan kombinasi dari beberapa
ancangan. Adapun lima ancangan tersebut meliputi ;
1.
Jasa
personal ( personalized service )
Ancangan ini didasari keyakinan
bahwa jasa merupakan sesuatu yang sifatnya personal
2.
Ancangan
lini produksi
Melalui ancangan ini, jasa rutin
disediakan dalam lingkungan yang terkendali untuk menjalin kosistensi kualitas
efesiensi oprasi. Ada beberapa karakteristik yang menunjang ancangan ini, di
antaranya:
a.
Adanya
keterbatasan karyawan dalam hal kebebasan bertindak
b.
Adanya
pembagian kerja yang jelas
c.
Mengganti
SDM dengan teknologi
d.
Standarisasi
jasa
3.
Memisahkan
oprasi kontak tinggi dengan oprasi tampa kontak
4.
Partisipasi
pelanggan dalam sebagian besar system jasa, pelanggan hadir pada saat jasa
besangkutan. Secara umum ada dua macam kontribusi yang dapat diberikan oleh
pelanggan dalam system penyampaian jasa, yaitu:
a.
Menggantikan
provider labor dengan costumer labor
b.
Memperhalus
atau mengurangi variasi permintaan jasa. Dalam rangka menerapkan strategi
memperhalus variasi permintaan jasa ada beberapa metode yang dipergunakan
meliputi :
I.
System
reservasi dan oppoitment
II.
Metode
penetapan harga diferensial
III.
Mengelola
atau memperkuat permintaan pada periode tidak sibuk
IV.
Mengembangkan
jasa komplementer selama jam sibuk
5. Swalayan
( self-service )
Dalam ancangan ini, tingkat
keterlibatan pelanggan sangat tinggi. Pelanggan berperan aktif dalam proses
penyampaian jasa.
SERVICE
BLUE PRINTING
Istilah
lain untuk service blueprinting adalah
mapping atau service flowcharting. Pada
prinsipnya service blueprinting merupakan ancangan grafis visual yang bias
membantu para manajerjasa untuk mendapatkan gambaran holistic tentang jasa dan
layanannya serta memperoleh wawasan menejerial mengenai karakteristik
pengalaman pelanggan. Secara ringkas terdapat empat langkah dalam menyusun
blueprinting :
1.
Mengindentifikasi
secara berurutan semua fungsi-fungsi pokok yang dibutuhkan untuk menghasilkan
dan menyampaikan jasa.
2.
Merumuskan
zone visibilitas ( zone of visibility
atau frontstage ) dan zone of invisibility (
backstage ). Zone visibilitas adalah proses-proses yang nampak bagi
pelanggan dan mereka bekemungkinan berpartisipasi didalamnya, sedangkan zone
invisibility adalah peoses yang tidak dilihat langsung oleh pelanggan.
3.
Menentukan
rata-rata waktu untuk pelaksanaan setiap fungsi pokok dan mengindentifikaso
setiap departemen atau staf relevan yang bertanggung jawab atas fungsi
tersebut.
4.
Menetapkan
toleransi yang bias diterima dalam hal timing untuk setiap fungsi dalam rangka
memastikan bahwa persepsi pelanggan terhadap proses penyampaian jasa tidak akan
terpengaruh secara negative. `
SERVICE
ENCOUNTER
Bedasarkan perspektif pelanggan, kesan paling
gambling terhadap sebuah jasa terjadi terjadi pada service encounter atau
disebut juga moment of truth yang
mana pelanggan berinteraksi dengan perusahaan jasa. Jumlah service counter
berbeda beda antar jenis jasa dan organisasi jasa spesifik. Apabila pelanggan
berinteraksi dengan penyedia jasa untuk pertama kali, serviceencounter pertama
berpengaruh besar pada pembentukan kesan awal atas organisasi jasa secara
keseluruhan. Secara garis besar service encounter bias dikelompokan menjadi 3
macam ; remote encounter, phone encounter
dan face-to-face encounter.
SERVICESCAPES
Jasa bersifat intangible, karenya pelanggan
kerapkali mengandalkan tangible cause atau physical evidence dalam mengevaluasi
sebuah jasa sebelum membelinya dan menilai kepuasannya selama dan setelah
konsumsi. Sejumlah riset menunjukan bahwa servicescapes bias mempengaruhi
pilihan pelanggan dan perilaku lainnya
LOKASI
FASILITAS JASA
Dalam beberapa tahun
terakhir, waralaba (franchising)
mengalami perkembangan pesat. Menurut
Asosiasi Franschise Indonesia (dikutip dalam Djatmiko, 2009), hingga juni 2009
tercatat ada sekitar 1.010 usaha waralaba di Indonesia, dengan jumlah gerai
mencapai 42.900 buah dan menyerap 819.200 tenaga kerja.
Secara sederhana
waralaba bias diartikan sebagai system pemasaran atau distribusi barang dan
jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor)
memberikan kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) yang berskala kecil atau menengah, hak-hak istimewa
untuk melakukan sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah di tentukan,
selama waktu tertentu dan di tempat tertentu pula.
Secara garis besar
terdapat tiga bentuk sistem waralaba. Pertama,
product franschise atau product distribution franschising, di
mana franschisor memberikan
kekeluasaan bagi para franchisee
untuk memproduksi dan mendistribusikan lini produk tertentu dengan menggunakan
nama merek dan sistem pemasaran yang di kembangkan oleh franschisor.
Akan tetapi, lokasi
fasilitas jasa acapkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh
terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar
potensial penyedia jasa. Secara garis besar, ada dua kemungkinan pertimbangan
dalam hal lokasi fasilitas jasa. Pertama,
pelanggan mendatangi fasilitas jasa, misalnya pasien dating ke tempat praktek
dokter, puskesmas atau rumah sakit. Kemungkinan kedua adalah penyedia jasa yang mendatangi pelanggan.
Lokasi berpengaruh
terhadap dimensi – dimensi pemasaran strategik, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen
permintaan, dan fokus strategik (fitzsimmons & fitzsimmons, 1994).
Pemilihan tempat atau
lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut :
1.
Akses,
misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2.
Vasibilitas,
yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal.
3.
Lalu-lintas
( traffic), menyangkut dua
pertimbangan utama :
·
Banyaknya
orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying.
·
Kepadatan
dan kemacetanlau-lintas bisa pula menjadi hambatan.
4.
Tempat
parker yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda
empat.
5.
Ekspansi,
yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.
6.
Lingkungan,
yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang di tawarkan.
7.
Kompetisi,
yaitu lokasi pesaing.
8.
Peraturan
pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu
berdekatan dengan pemukiman penduduk.
DESAIN
DAN TATA LETAK FASILITAS JASA
Desain
dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan persepsi
pelanggan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi
antara pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa
tersebut di mata pelanggan.
Faktor-faktor
yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan desain fasilitas jasa meliputi :
1.
Sifat
dan tujuan organisasi jasa
2.
Ketersediaan
tanah dan kebutuhan akan ruang dan tempat
3.
Fleksibilitas
4.
Faktor
estetsis
5.
Masyarakat
dan lingkungan sekitar
6.
Biaya
kontruksi dan oprasi
Tata letak fasilitas jasa
Lingkungan
dan setting tempat penyampaian jasa merupakan aspek yang tidak kalah penting
dan tidak boleh diabaikan dalam desain jasa. Masih banyak penyedia jasa tidak
menyadari bahwa tata letak jasa berpengaruh signifikan terhadap mood dan respon
pelanggan, setidaknya ada enam faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat
menyangkut tata letak fasilitas jasa :
1.
Perencanaan
spasial
2.
Perencanaan
ruangan
3.
Perlengkapan/perabotan
4.
Tata
cahaya
5.
Warna
Warna
mempengaruhi perasaan dan tindakan setiap orang ( Craig-Lee, es al., 1995 )
tidak semua warna bedampak sama pada semua orang. Sebagian besar warna justru
menghasilkan respon berbeda-beda. Mengungkap sejumlah wawasan penting mengenai
psikologi warna di antaranya:
a.
Merah
Merupakan
warna api dan gairah. Warna merah menggambarkan aktivitas energy dan
kegembiraan
b.
Oranye
Warna
yang biasa semarak perilaku social, membangkitkan semangat dan mengurangi rasa
permusuhan dan kemarahan.
c.
Kuning
Dipandang
warna yang biasa menimbulkan dua dampak kontradiktif
d.
Hijau
Melambangkan
kealamiahan atau keasrian dan diyakini membawa kesan tenang
e.
Biru
Melambangkan
wibawa dan secara tidak langsung menyiratkan kearifan, kebijaksanaan dan
kebenaran.
6.
Pesan-pesan
yang disampaikan secara grafis
Aspek
penting yang saling terkait dalam faktor ini adalah penampilan visual,
penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan dan pemilihan
bentuk perwajahaan lambang yang dipergunakan untuk maksud tertentu.
SERVICE
REDISIGN
Dalam
rangka menghadapi perubahan selera konsumen, teknologi, lingkungan bisnis dan
kompetisi, perangcangan desain jasa baru bukanlah satu-satunya pilihan.
Perangcangan ulang jasa yang sudah ada (
service redesaign )bisa dijadikan alternative strategi pesaing. Service redesaign
diartikan sebagai rekonstitusi, pengaturan ulang atau penggantian prose-proses
yang membentuk sebuah jasa. Agar bisa efektif, perancangan ulang bisa
membutuhkan dua elemen : (1). Menilai jasa saat ini (2). Menciptakan cara-cara
alternative yang lebih efektif untuk melayani pelanggan. Adapun lima ancangan
yang bisa digambungkan dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan
meningkatkan profitabilitas penyedia jasa, yaitu :
1.
Self
service
Yaitu mengalihkan pelanggan dari
yang semula hanya berperan sebagai penerima layanan menjadi produsen jasa.
2.
Direct
service
Yakni membawa layanan atau jasa
ke tempat pelanggan ( rumah atau kantor ).
3.
Pre
service
Yaitu merampingkan proses
aktivasi jasa. Focus pre service adalah proses – proses front end yang bisa
disedarhanakan agar pelanggan dapat segera mendapatkan layanan inti.
4.
Bundled
service
Yaitu menggabungkan berbagai jasa
kedalam satu produk.
5.
Physical
service
Yakni, mengubah pengalaman
pelanggan dengan cara merancang ulang elemen tangible pengalaman jasa, seperti
fasilitas jasa, peralatan, penampilan karyawan, materi komunikasi pemasaran dan
lain-lain.
MANAJEMEN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN JASA
Salah
satu tangtangan terbesar dalam pemasaran adalah menyelaraskan kapasitas
penawaran dan permintaan terhadap jasa perusahaan. Dalam setiap momen tertentu,
jasa berkapasitas tetap akan menghadapi salah satu dari empat kondisi berikut :
1.
Permintaan
berlebihan
Dalam kondisi seperti ini tingkat
permintaan jauh melampaui kapasitas maksimum yang tersedia.
2.
Permintaan
melampaui kapasitas optimum
Dalam kondisi ini, tidak ada
satupun pelanggan yang ditolak atau
tidak dilayani.
3.
Permintaan
dan penawaran seimbang pada tingkat kapasitas optimum
Personil dan kapasitas perusahaan
sibuk tampa harus memiliki beban kerja belebihan dan para pelanggan menerima
jasa berkualitas tampa ada penundaan.
4.
Kapasitas
berlebihan
Permintaan berada dibawah tingkat
optimum, sehingga ada sebagian sumberdaya yang terbuang percuma.
Strategi
Mengelola permintaan
Indetifikasi faktor-faktor determinan permintaan
merupakan langkah krusial dalam rangka mengendalikanvariasi permintaan. Sumber informasi
yang bisa dimanfaatkan meliputi data penjualan historis, publikasi seperti Koran,
majalah, jurnal, bulentin dan sejenisnya. Database dan survei pelanggan. Bila dikaitkan`dengan
situasi terhadap permintaan, terdapat beberapa macam ancangan yang dapat
diterapkan untuk mengelola permintaan. Sejumlah strategi manajemen permintaan
bedasarkan tiga situasi kapasitas : kapasitas tidak memadai, kapasitas memadai
dan kapasitas berlebihan. Adapun ancangan yang dapat dilakukan sebagai berikut
:
1.
Tidak
melakukan apapun.
2.
Mengurangi
permintaan.
3.
Meningkatkan
permintaan.
4.
Menyimpan
permintaan dengan sistem reservasi dan oppoitment.
5.
Menyimpan
permintaan dengan antrean formal.
6.
Mengembangkan
jasa atau layanan komplementer selama waktu sibuk.
Strategi
mengelola penawaran
1.
Menggunakan
karyawan paruh waktu.
2.
Menyewa
atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan.
3.
Menjadwalkan
aktivitas downtime selama periode rendah.
4.
Melakukan
pelatihan silang terhadap karyawan.
5.
Meningkatkan
partisipasi para pelanggan.
Manajemen
Antrean
1.
Menghibur
pelanggan
2.
Memulai
proses
3.
Menentramkan
hati pelanggan
4.
Menginformasikan
pelanggan
5.
Memberikan
penjelasan terhadap pelanggan
6.
Menerapkan
prinsip “ yang pertama dating yang segera
ditangani”
PENAWARAN
KARYAWAN DAN PELANGGAN DALAM SISTEM PENYAMPAIAN JASA
Istilah
boundry spanners digunakan untuk mengacu pada para anggota organisasi yang
berinteraksi langsung dengan pelanggan di organization baoundry sedangkan organization
baoundry adalah zone di mana pelangganeksternal dan lingkungan bertemu atau
berhubungan langsung dengan internal organisasi. Pada prinsipnya, ada dua
fungsi boundry spanners, yakni pemrosesan informasi dan reprentasi eksternal. Pertama, boundry spanners mendapatkan
informasi dari dan tentang lingkungan, menyaringnya dan meneruskannya kepada
anggota-anggota organisasi lainya. Kedua,
boundry spanner mewakili organisasi karena mereka mendapatkan masukan dan
mendistribusikan keluaran. Hal yang tak kalah penting adalah memberikan
perceived control yang lebih besar kepada boundry spanners, karena hal ini bisa
mengurangi stress kerja. Karyawan yang puas perpeluang untuk loyal pada
perusahaan dan meningkatkan produktivitas individualnya. Pada saat bersamaan,
karyawan juga mendapatkan manfaat langsung dari usaha-usaha yang dilakukannya.
Partisipasi
pelanggan juga mengacu pada tingkat usaha dan keterlibatan pelanggan, baik
mentak maupun fisik yang dibutuhkan dalam rangka memproduksi dan menyampaikan suatu
konsep jasa. Pelanggan berpartisipasi dalam produksi dan penyampaian jasa
dengan cara menyediakan tenaga atau pengetahuan pada proses penciptaan jasa. Tingkat
pertisipasi pelanggan bervariasi menurut McColl Kennedy, 2003 diantaranya :
1.
Sekedar
menyediakan informasi kepada penyedia jasa
2.
Produksi
bersama dengan bantuan dari pekerja jasa
3.
Pelanggan
merupakan produsen tunggal yang mengerjakan semua aspek service encounter
spesifik.
Kendati demikian, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi partisipasi pelanggan. Faktor-faktor tersebut bisa
diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Pelanggan
Kecendrungan pelanggan untuk
berpartisipasi mencerminkan seberapa aktif peranan yang dimainkan pelanggan
dalam memasok tenaga atu informasi pada proses produksi jasa.
2.
Proses
Untuk mendorong partisipasi
pelanggan dalam penyampaian jasa, proses jasa harus dibuat sesederhana mungkin.
3.
Jasa
Karakteristik dan konteks
situasional jasa mempengaruhi kebutuhan dan harsat pelanggan untuk
berpartisipasi dalam penyampaian jasa.
Bedasarkan tingkat divertasi
permintaan pelanggan dan kecenderungan pelanggan untuk berpartisipasi dalam
proses produksi jasa, Larsson & Bowen (1989) mengemukakan tipologi
penyampaian jasa yang bermanfaat bagi strategi segmentasi pasar dan perancangan
jasa. Tipologi tersebut menghasilkan empat macam desain spesifik :
1.
Sequential standardized service
design
Situasi divertasi permintaan
rendah dan kecenderungan pelanggan untuk berpartisipasi tinggi memungkinkan
penyedia jasa untuk mengalihkan sebagian besar beban kerja kepada pelanggan.
2.
Reciprocal service design
Tipe ini mencerminkan situasi
kecenderungan konsumen untuk berpartisipasi tinggi, tetapi divertasi permintaan
juga tinggi.
3.
Sequential customized service
design
Tipe ini merefleksikan situasi
diversitas permintaan tinggi namun kecenderungan pelanggan untuk berpartisipasi
rendah.
4.
Pooled service design
Tipe ini mencerminkan situasi
diversitas permintaan rendah dan kecenderungan pelanggan untuk berpartisipasi
dalam produksi jasa juga rendah.
Pertisipasi pelanggan
tidak lepas dari masalah. Setidaknya ada empat masalah potensial berkenan
dengan implementasi partisipasi pelanggan. Pertama,
partisipasi pelanggan dalam proses penyampaian jasa secara berkesinambungan
menyebabkan manigkatnya ketidakpastian dalam aktivitas produksi. Kedua, minimnya atau bahkan tidak ada
interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dalam pemanfaatan teknologi
swalayan yang menyebabkan penyedia jasa sulit menciptakan loyalitas sejati yang
bercirikan sikap positif dan perilaku pembelian ulangtinggi. Ketiga, semakin besarnya partisipasi
pelanggan dalam proses penyampaian data yang di fasilitasi dengan pemanfaatan
teknologi berpotensi mengubah karakteristik peran karyawan jasa. Keempat, apabila teknologi memainkan
peran besar dalam memfasilitasi peningkatan partisipasi pelanggan, ada risiko
bahwa teknologi gagal berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
udh bagus lah isi makalah mah, lengap :D hahah
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusSloty Casino – Mapyro
BalasHapusSloty Casino is an online 전주 출장안마 gambling establishment located in Curacao. 하남 출장마사지 The casino has been in operation 삼척 출장샵 since 2015. 울산광역 출장샵 It was launched in 2015 충청남도 출장마사지 as a